Showing posts with label cinta. Show all posts
Showing posts with label cinta. Show all posts

06 November 2011

Dua sisi mata pedang,


Ketika cinta telah ditangan lalu mengapa semua harap harus terbuang, dan terbang? Karena nyata belumlah terbilang, padahal kau telah gamblang bilang sayang...?

Aku tak pernah meragu cintamu, tak sekalipun. Yang kuragu hanya satuku padamu di suatu waktu, yang raguku wujud dalam suatu waktu jika kau masih tetap saja begitu. Atau kau pun tak mampu memutar waktu. Dan masih, aku diam membisu menenggak racun cemburu ku pada jarak dan waktu yang membelah duniaku dan duniamu.

Memilih mana yang lebih baik, aku atau (mungkin) janjimu yang kadung kau ukir dulu?

Dua sisi mata pedang menghujam. Antara cinta dan kebenaran yang nyata. Keduanya terhunus di depan dada, tak elak kan tetap meluka.

08 October 2011

All That I want is just the simple you....



Kau tahu, yang aku tunggu bukanlah dirimu yang begitu special, bukan lah dirimu yang istimewa. Yang aku tunggu hanya sesederhana dirimu saja. Tak lebih. Tak usahlah berbuat lebih.
Semakin banyak kau mengecewakan aku, tak kan buatku semakin sering menggerling arah padamu sayang. Malah aku kan makin berpaling. Kau tak ingin itu terjadi bukan, maka jadilah dirimu saja. Usaikanlah tindak laku mu yang buat tanya. Katakan semuanya pada dunia, nyatakan semua yang kau inginkan. Aku ada disini mendengarkan, sungguh. Jangan lagi kau buat hal menyakitkan, aku cemburu memang dan mungkin itu mampu buatmu senang. Tapi liatlah aku, aku punya hati. Aku takut hati ini kan terlalu kuat jika kau latih terus tuk menahan kuatnya cemburu, hati ini mati padamu. Hentikan.

I dont wanna the special you, I just want a simple you. Isn’t it so simple?

23 August 2011

Mundur?




Tak mengerti apa yang harus kan diatur. Mungkin aku memang harus mundur. Bahkan jawabanmu pun tak lagi terukur. Bukankah hati ini begitu luka? Lalu mengapa senyuman masih setia menghias rupa . bukankah harusnya kau bersuka cita rayakan cinta? Lalu mengapa harus ada tetesan airmata.
Aku bodoh, yah kali ini ku akui aku begitu bodoh. Entah mengapa ini adalah kebodohan yang paling aku suka.  Kebodohan yang paling aku suka. Tetap bodoh menunggumu, padahal tak pernah pasti iyakah arahmu padaku? Tetap bodoh mempercayaimu, padahal kalimatmu hanya sekedar rayu. Tetap bodoh mengagumimu, padahal belati beracunmu kerap kali menyayat hatiku dengan atau kau tahu. Tetap bodoh menginginkanmu, padahal kutahu kau belum lah jadi hak ku. Tetap bodoh berlaku manja, mudah cemburu di hadapanmu, padahal sejatinya aku tidaklah seperti itu. Tetap bodoh terpengaruh semua berita tentangmu, apapun itu sungguh jantungku berdebar keras setelah itu. Tetap bodoh mencintaimu, padahal kutahu mungkin itu terlarang bagiku lagipula tak kutahu rasamu.
Entah bagaimana yakinku, kala mentari  lelah bersinar dunia masih kan tetap benderang. Karena cahaya paling cemerlang tersimpan di hatimu. Kasih, kau selalu tahu. Tatap ini, tangan ini, hati ini, telah terikat serapat jilbab membebat erat aurat, semua untukmu, halalku. Mungkin gelap adalah sahabat paling rapat untuk merasai rindumu dalam dekap yang paling erat.

04 March 2011

Rindu Galau dan Darurat



Aku rindu dalam galau yang saking, tak terbagai apapun..

Aku rindu dalam galau yang lengking, tak termisal suatupun.. 

Aku rindu dalam galau yang bising, tak terupa apapun..

Ada hati yang terjaga, dalam jarak dan ruang yang tak pernah mengada.. 


Sebelum realita..

25 January 2011

Merinduimu..

Merinduimu adalah gerimis berdahak yang tak tuntas.
Menggores-gores kerongkongan langit, hanya dengan baris namamu..
Horison pasrah merona merah.

Merinduimu yang tak kenal kata habis.
Serupa kerakal nakal di padang bebatu, tak mengenal rumput penghijau tanah atau lumut biru penyerpih pasir..
Menghujam bumi, mendalam gemakan namamu..
Bumi guncang, gempa.

Merinduimu yang tak putus-putus.
Layaknya qoul sang penyair yang bersiar begitu suar...
Setiap kali harmoni sektet tercipta, rindumu kembali menemukan tanda lahir yang rupa.

Merinduimu yang tak tempuh wajah henti.
Sewajah angin yang dalam gemulai memindah milah kan gunung-gunung pasir gurun..
Yang dalam desah tanpa lelahnya menarikan nyanyian para pejuang kerinduan.

Merinduimu yang acuhkan garis finish.
Adalah tasbih para perindu..
Memuja muji dalam tetes-tetes perih nan dinikmati..

17 January 2011

Racun Kecantikan.. :D

A.E.P. (29-11-10; 03.39)

Aku cantik, ketika aku sedang tidak jatuh cinta...
Tak cemburu, tak bersaing, tak curiga, tak prasangka..

Hahahaha...!
Jatuh cinta membuatku selalu buruk rupa..
Di depan kaca mematut diri, berkata
"Mengapa aku tak seperti dirinya? wanita muda, dengan bibir merah delima, memadu wajah cantik jelita..."
Sekali lagi, jatuh cinta membuatku selalu buruk rupa..

Aaaiiiihhhh..!
Lagi-lagi jatuh cinta membuatku selalu buruk rupa..
Kain indah melekat di atas kulit hanya serupa daun kering, kusam, rusak..
"Apa tak ada pakaian lebih indah dan cerah dari ini..?!"

Ckckckckck...
Jatuh cinta benar-benar membuatku buruk rupa..
Emas perak mutiara bercahaya perhiasan para wanita, terongok tak berdaya serupa kerakal usang berat tak berwarna selain kelam..

Aduhai..!
Aku cantik ketika aku sedang tidak jatuh cinta..
Jatuh cinta membuatku selalu saja merasa menjadi si buriuk rupa...

"Kepada siapa rupanya aku sedang jatuh cinta?"

Ohh, Pantas saja..!
Aku sedang jatuh cinta,
Jatuh cinta pada... DUNIA..!

Jatuh cinta yang membuatku selalu buruk rupa, lebih buruk rupa dari seburuk-buruknya rupa..

Alamak..! Aku memang cantik, ketika aku sedang tidak jatuh cinta.. :

05 January 2011

Dilbar Dilara mu...

Temaran malam jadi saksi setengah gulita, ketika mala mini aku kembali mencoba meraba ukiran kenangan dan rasa pada relung-relung berwarna di sudut jiwa. Menyentuhnya dalam setiap micrometer perubahanya. Menafsir gurat dan yang tergerat di lembar bahasanya .

Inilah cinta yang telah kupaham maknanya. Ku mengerti apa inginnya. Pun pula sangat ingin kuturuti tiap desah kemauannya. Aku ingin, sangat ingin. Pun pula malu, amat sangat malu. Ingat khilaf kuturuti nafsu karena cintaku. Aku tahu apa inginmu, tapi itu dulu. Saat aku tak terpengaruh ucapanmu. Sayangnya begitu. Seakan waktu melambat. Kian terserak seperti rambut-rambut rontok yang berontak. Dan kini semua sama. Semua begitu berbeda. Aku pilu dalam rindu kelu di ruang kalbu yang tersayat cemburu. Dan kau pergi seolah tak pernah lagi peduli apakah aku akan bertahan dalam hidup atau mati. Berjalan angkuh menjauhkan diri, seakan merasa menang telah menaklukan hati. Meninggalkan aku yang terpuruk sendiri, meringis mengiris tangis memegangi hati. Menunggu bunga yang kau tawarkan harumnya namun tak kau berikan wujudnya, yang tersisa hanya getah lengketnya yang bernoda. Hingga air mata pun sudah tak mampu lagi menjadi pengurai kata. Aku meringis pilu, bisu.

Aku tahu aku bukanlah seorang lemah yang tak mampu membuang hati dengan rasa yang telah kau toreh warna. Yang telah kau rekat dengan getah lengket bernoda yang sungguh membuatku begitu kepayahan mengartikan harum bungamu. Kau tahu? Jemariku mampu menghapus ukiran namamu di dinding benderang berwarna merah jambu itu, merobek dan membuangnya dalam tempat sampah untuk kemudian kubakar bersama sumpah serapah hingga abunya beterbangan tertiup angin kelegawaan. Menghancurkan dinding-dinding yang penuh lukisan wajahmu berkeping-keping menjadi puing-puing berpasir tak bermakna. Mencabik-cabik lembar-lembar hari yang dulu kau semat kata-kata manis beraroma cinta. Ketahuilah! Aku mampu, sungguh aku mampu..!

Namun jangan paksa aku untuk melakukan semua itu. Kumohon! Bukankah tak ada satupun pintaku yang pernah kau Kabul melainkan karena paksa dariku? Kali ini kumohon padamu jangan paksa aku untuk melakukan itu. Ataukah aku yang harus memaksamu untuk tidak memaksaku? Maka kumohon dengan sangat, jangan pernah memaksaku untuk menghapus namamu dari relungku. Menghancurkan lukisan wajahmu dalam dinding sanubariku. Mengoyak lembar kenangan yang kau ukir dengan kalimat rindumu. Sekalipun hatiku mampu namun nuraniku menolak, tak mau lakukan itu.

Karena dalam serpih hati ku.. masih ada harap, namaku tersimpan rapat dalam ruang rahasia di dadamu, lukisan wajahku menghiasi dimensi hatimu, puisis-puisi rinduku menjadi cahaya-cahaya yang menghangatkan dan memeluk jiwamu…suatu saat di waktu yang mengabadi aku lah yang akan bertahta, menjadi debaran hati kekasih bagimu, dilbar dilara mu..dan itu aku..

01 January 2011

Janggalku, hatiku...

Ada janggal merebak di hati, entah mengapa semakin hari kau semakin jauh pergi. Sudah kau temukan kah “dia” seorang yang kau cari? Seorang yang kau putuskan untuk mendampingi serta menemanimu sampai mati. Atau kau sedang berlari? Menghindar dariku yang mungkin tak lagi kau gemari. Atau apalagi? Benarkah diriku berarti seperti yang kau katakan suatu hari?Seiring kebit hati yang sengaja kau toreh dengan kata-kata jeri.

Tahukah kau , aku selalu memanti. Aku tetap disini, sambil menatap awan yang menggumpal seperti gulali, memeluk hawa angin yang menyejuk hati, menelan gagah pegunungan dengan hijau bersemi. Berharap suatu saat kau pasti kembali.

Merasakankah dirimu, ketika setiap kali aku cemburu? Kau tak mau lagi berbincang denganku, tapi lebih sering merayunya yang dulu telah menggores luka hatiku dengan sembilu biru. Tahukah kau luka itu masih menganga ngilu. Meski aku hanya mampu diam membisu. Cemburu, ku ikhlas kan luka itu mengabadi dalam palung do’aku.

Seribu lebih cara ku buat untuk melukis senyummu di pipi. Seribu lebih pula cara ku buat agar kau mampu merasakan apa yang kali ini sedang bergejolak di hati. Ku lukis wajahmu dengan merah darah, biru cemburu, dan menguning nanah… ku encerkan dengan air mataku yang membuncah. Namun kau taku kunjung kemari lagi. Aku kembali menangis jeri.

Mengapa pula kau hadir ketika kau berteriak perih? Berontak akan lara hati, terpuruk dalam jiwa yang merasa ingin mati. Jika ku ingin beranjak, mengapa pula kau yang berontak? Dan kembali aku yang tersentak, tak tahu apa ingin dan mau mu yang tak pernah kau kuak. Sekalipun kau kembali, hanya untuk menggores luka jeri, lagi. Entah mengapa, aku tetap saja tak mampu benci.

Akankah pengorbanan sebanyak ini membuatku berhenti? Menjadi puing dan sia-sia..?

Aku menangis menahan rindu, menjerit dalam kelu. Aku meringis menghalau cemburu, berteriak dalam bisu. Terbanting-banting dalam harapku. Suatu saat kau akan dating padaku. Kumohon, berikan keyakinan itu padaku! Pun jika tidak, ku akan tetap menanti hingga takdir mengoyak ruang dan waktu.

15 December 2010

untukku untukmu..

Kamu kenapa? Katakanlah! 

Aku menjadi tuli atas teriakanmu yang menggumam. Aku menjadi buta atas gerakanmu yang tak beranjak. Dan aku terlalu bodoh untuk mengerti bahasa diam yang kau utarakan. 

Jujurlah kali ini, aku akan lebih banyak  diam dan mendengarkan. Bukan! Aku akan diam dan lebih banyak merasakan. Kau tak terlihat, bukan lantas kau tak ada. Aku dank au hanya terhalang hijab yang terhampar.  

Maafkan, aku terlalu banyak berkicau dan tak mengindahkan dahan. Aku tak mampu mendengar suaramu pada ujung dedaunan dan akar. Aku tak mampu menangkap dialogmu dengan desah kayu. Aku tak mampu menangkap arti balahmu dengan  tamparan mentari. 

Aku tetap disini, menanti dan menunggumu kembali mengajariku bahasamu yang tak pernah ku mengerti.


14 December 2010

Pada Akhirnya aku Selingkuh..


Aku termangu dalam bisu menderu, merangsak qalbi yang beku.Dulu, kau datang dengan tiba-tiba melempar senyum malu-malu.Sejurus kemudian kau lalu bilang "I Love You". Aku ragu, namun tak kuasa ku menolak keberanianmu.

Dunia berputar, awan berubah bentuk, laut pun surut. Secepat kau menyematkan sayap cinta, secepat itu pula duniaku dan duniamu meledak, hancur, baur, rapuh, dan terancam punah musnah. Kala tika, dua bulan kemudian kudapat undangan perhelatan pembukaan gerbang hidup mu dalam lembaran yang baru. Miris. Bukan denganku. Aku patah hati.

Dalam runut ku merangkak memungut serpih hati yang terserak, tapi tanpa ku nyana kau masih datang dengan cinta yang congkak. "I am still loving you", tak tahan rupanya kau menahan sakit. Datang kembali rupanya kau padaku. Aku haru dalam jiwa mengaduk saru, cintamu menggamit hatiku. Tak lain aku marah, namun aku pu tak mampu berkelit cinta itu masih merah menyala.

Begitulah, cinta itu masih ada pun ketika kau telah berdua. Dunia ku berwarna dibalik layar sandiwara.

02 November 2010

Apa inginnya hati ini...



Dont you ever think that I don't know anything, I'm just not that naive..Have you ever think that I have just being pretending to don't know the thing, sweetheart..??


Namun apa daya, bukankah sudah kubilang aku tak punya hak padamu? bukankah belum ada ijab yang meng "halal" kan kita?lalu apa yang ku ingin kan? semoga kau tahu jawabannya...

Dalam hal ini aku hanya menakutkan satu hal, bahwa kau hadir di sini hanya sekedar untuk menumpang bermain pasir dalam kamar berkelambu, setelah puas maka kau lari...

Semoga kau tahu jawabnya, apa inginnya hati ini..

20 October 2010

Cinta Butuh Chemistry..


Ku punya pacar, sudah pas jadi pacar..tapi tidak seksi, tak punya chemistry..yeyeah!

Petikan lagu dari duo T2 jadi sdikit selingan bagi saya untuk kembali meredifinisi makna cinta, dicintai dan mencitai. Namun satu hal yang ingin saya garis bawahi, saya tidak menganjurkan untuk siapapun yang membaca artikel ini untuk pacaran, karena dengan jujur dan terbuka saya dengan konsekuensi ideologis, prinsip dan keimanan saya menyatakan bahwa saya bukanlah penganut paham “pacaran sebelum pernikahan” sebagai sarana perkenalan dengan calon pasangan hidup. ^^v 

Beside, artikel ini tidak menyinggung tentang masalah pacaran, apa dan bagaimana, atau apapun tentang istilah tersebut. Saya hanya ingin kembali mengeluarkan uneg-uneg dalam kepala saya yang ingin sekali bercua-cuap kembali dengan tema klasik “CINTA”. Heu..!

Sebelumnya saya juga mohon maaf jika kalimat pendahuluannya cukup panjang sehingga agak sediki menghambat untuk melangkah ke inti pembahasan. _kebiasaan penulis_ hehe! ^^v

Dalam beberapa kisah/ cerita/ legenda yang seringkali didengar atau dilihat oleh banyak dari kita, tidak sedikit yang mengisahkan tentang cinta yang tak berbalas. Whuih..! sakit…!  Baru saja saya selesai menonton sebuah serial korea, yang menceritakan tentang konflik balas dendam yang di bumbui oleh drama percintaan, beuh! Bahasanya udah kayak narrator iklan gitu. Hehe..! 

To the point, karena artikel ini berkisah tentang uneg-uneg saya tentang cinta tentu yang saya soroti kali ini adalah tentang kisah cinta yang terjadi antara mereka. Anggap saja pemeran utama pria 1 adalah (A), pemeran utama pria 2 adalah (B), sedangkan pemeran utama wanita 1 adalah (C) dan pemeran utama wanita 2 adalah (D).

Singkat cerita cinta mereka,
A dan C sebenarnya tidak pernah saling mengenal dengan sangat dekat bahkan setelah dewasa mereka tidak pernah mengenal nama mereka masing-masing. Akan tetapi ada kisah masa lalu yang mempertemukan mereka dalam kisah masa kecil mereka berdua, sehingga mereka saling menganggap bahwa masing-masing dari mereka adalah cinta pertama. 
Sementara itu B dan C, tinggal satu rumah karena B diangkat anak oleh ayah C. hubungan mereka sangat dekat. Diam-diam B mencintai C, setiap malam B melindungi C dari setiap perjalanan malam yang dilakukan C, dan berjuang mati-matian dari setiap bahaya yang seringkali menghampiri C.
Sedangkan D, memiliki hutang balas budi pada A.Mereka pun telah mengenal dekat. Secara sepintas D terlihat seperti gadis aneh yang mengejar-ngejar A. akan tetapi tanpa sepengetahuan A, D telah melakukan banyak pengorbanan untuk A.

Ting,tong.. yang saling mencintai tetap saja adalah A dan D. sementara usaha B dan D untuk medapatkan cinta, secara kasat mata adalah sia-sia. Karena cinta tetap saja berpihak kepada A dan C, meskipun frekuensi pertemuan yang bisa di hitung jari.
Saya berpikir, lalu mengapa yang justru saling mencintai adalah mereka yang tidak memiliki banyak usaha untuk menggapai cinta. Miris. Hikz..!  hua,huaaa… *lebay..! 


yah jawabannya adalah karena cinta itu juga butuh chemistry, bukan hanya sekedar usaha. Hehe.. cinta butuh takdir, bukan hanya usaha meskipun kadang usaha lah yang mengubah takdir..yah..! intinya, serahkan cinta pada takdir dan chemistrinya aja..

asa capek klo harus melihat perjuangan cinta dan atau pengorbanan cinta yang pahit pada akhirnya..ckckkck…

14 September 2010

Curhattttt... :))


Hanbun watashi no kokoro wa mada soko ni aru Watashi wa anata no tame dake ni ataeta Watashi wa mada anata ni sorera to omotte iru Anata wa sore o wasurete wa ikenai

29 July 2010

Sang saya...



Sang saya begitu ingin menulis cinta yang tak hanya sekedar wacana…Mengawang citra yang katanya logika namun semu tanpa tndakan nyata…

Sang saya ingin menulis cinta yang terhampar dalam gelar realita..Realita yang kan memberi sejuta warna dalam baris-baris cerita…Cerita nyata dalam lantunan bahasa-bahasa dan jiwa yang bernyawa..Mengajak mereka sang cntawan dan cintawati berdansa dalam ruang khayal penuh do’a..

Sang saya ingin membawa cinta dalam danau defnisi absolute..Sehingga para cintawan dan cintawati tak perlu lagi menerawang gurat-gurat cnta yang begitu absurd..

Sang saya ingin mengukir senyum kokoh para cintawan dan cintawati yang menelsik celah-celah akar keikhlasan..Memberi energy pada racun-racun patah akan hati…Akan harap yang begitu tinggi..

Sang saya ingin seketika semua ingin tentang harapan dan cinta tak hanya sekedar keinginan yang berlabel “INGIN”…

08 July 2010

Mencari “cinta” dalam definisi dan kalimat tanya yang tepat..













“Cemburu itu cinta atau bukan? Keterikatan itu cinta atau bukan? Keinginan untuk memiliki itu cinta atau bukan? Luapan emosi yang kurasakan setiap bertemu dengan kekasihku itu cinta atau bukan? Kerinduan yang kurasakan saat berpisha dengannya itu cinta bukan?”

“Bukan.”

“Bukan? Semuanya bukan cinta?”

“Mana aku tahu? Aku tak tahu semua itu cinta atau bukan.”

“Kalau kau tidak tahu, mengapa menjatuhkan fatwa bahwa semua itu bukan cinta?”

“Aku simpulkan semua itu bukan cinta karena kau bertanya”

“Apa maksudmu?”

“Bila kau masih bertanya tentang cinta, berarti kau belum menemukan cinta. Kemudian pengalaman-pengalaman mu jelas bukanlah pengalaman cinta.”

***

Cinta dan kasih tidak menyisakan satupun pertanyaan. Bila kita sudah menemukan nya, cinta akan menjawab semua pertanyaan. Setelah menemukan cinta, kita tak perlu bertanya lagi. Tak ada yang perlu kita tanyakan lagi.

Bila kita berpikir atau merasa telah menemukan cinta dan masih juga bertanya, ketahuilah bahwa kita belum menemukan cinta. Cinta yang masih sepenuhnya mengandalkan emosi sekalipun akan membuat kita kehabisan kata-kata. Ia tak hanya merampas kata-kata kita, tapi juga pikiran kita. Tak ada yang tersisa, kecuali rasa cinta.

Suatu waktu kang Salim A. Fillah, dalam sebuah forum diskusi pernah berkata kepada saya “Carilah definisi cinta kepada mereka yang telah menemukan cinta, bukan kepada mereka yang sedang berpetualang mencari cinta..”. Seketika definisi cinta tak kan lagi menjadi absurd. Pantas saja ternyata, dulu saya sempat bertanya kepada seorang ukhty yang memutuskan untuk menikah dalam usia yang cukup muda serta masih berstatus mahasiswa begitupula sang suami. “Apa yang membuatmu yakin?”, dan dia menjawab “Ketika tak ada lagi pertanyaan, maka saat itu juga hati kita akan berkata kita yakin dan siap.” Jawabnya sambil tersenyum.

Begitulah, ketika Yahya bin Muadz perah berkata “Cinta Allah melebihi jangkauan logika”. Dan kali ini dengan keterbatasan logika saya, saya tak mampu menyelami dasar hati mereka yang telah menemukan definisi “cinta”. Mungkin saya, masih harus terus bertanya tentang definisi, hingga suatu saat saya berhenti bertanya “apa artinya cinta”. Karena seluruh kata sudah tak mampu lagi menjawabnya. Dan saya pun berhenti bertanya ketika tak ada lagi yang perlu dipertanyakan.

23 June 2010

Untukmu yang merasa di sana...


Aku takut padamu. Karena kau memang menakutkan. Harapan yang selalu kau berikan, semua hanya sebatas barisan isyarat. Suaramu belum pernah kudengar, wajahmu belum pernah kulihat. Sekalipun jarak kita sekarang begitu dekat. Namun kau masih terasa jauh. Aku yang masih menunggu disini, menempuh semua resiko untuk tetap memilihmu. Melawan semua arus kepatuhanku untuk tetap mempertahankan mu selalu dalam hatiku. Kau yang selalu membuatku mengawang mimpi tinggi, namun aku ketakutan kau akan membantingku disisi pelampiasan dan ambisimu. Bukan cintamu..!!

Sayang, kini jarak yang merentang kita tak lagi lintas benua. Kau sudah hadir di negeri yang sama, daratan yang sama. Tapi mengapa? Kehadiranmu maaih saja belum terasa? Senyummu belumlah menyapa? Bahkan menjauh..!! Perlahan rasa kehadiranmu menghilang, seakan kau tak pernah ada.

Salahkah aku yang hanya ingin meyakinkan diri? Maka hadirlah disini.. Sapalah diriku yang terus merindukanmu..Aku Rindu Kamu..!!! Tidak kah kamu rindu? Atau itu semua hanya sekedar janji manismu? Pertanda bahwa semua bahasa isyaratmu tak kan pernah menjadi nyata. Sementara, Aku menunggumu disini.

Atau itukah maumu? Kalau begitu, sekalian saja kuputus semua jalan rinduku..

Semoga panggilan hati ini sampai ke hatimu, seperti yang biasa kulakukan padamu..

Aku tak tahu sekalipun ini masih terasa berat, semua kini menjadi jelas antara kisah lama dan kisah kini. Aku memang tak pantas mengharap karena semua harap kini telah kau tebas.
Namun entah mengapa gejolak cinta ini masih bergumul di rongga dada. Antara iya dan atau tidak. Cukup sudah kutahu bahwa cintaku memang sedang menepuk angin. Lalu dengan membuka cadar malu, aku datang ke dunia kabutmu, seklaipun hadirku bukanlah untuk mengharapkan sentuhan cintamu.

Aku menunggumu, guratan harap terpatri jelas di lubuk hati masih saja meniupkan harum aroma namamu. Sekuat hati coba ku tepis semua rasa pengharapan karena ku tahu kini memang hatimu bukanlah untukku. Kau ternyata sudah mengait janji dengan yang lain. Aku pasrah jika ternyata jika bukanlah aku yang terpilih. Karena ku yakin ketika jari Allah telah menunjuk, maka tak ada lagi kalimat pembelaan seorang hamba. Pun begitu jika namamu memang telah tertulis disamping namaku maka itulah jawaban. Dan ku lebih mempercayai kasihNya.

Berusaha untuk tidak mengingkari keimanan, aku hanya ingin berharap bahwa kesempatan itu masih ada untukku. Sekalipun mampuku hanya berputar dan menari bersama kalimat-kalimat bisu, hening dan diam.

Bahasa khayal ku berkata, inginnya cintaku berakhir layaknya romantika film India. Kau datang dengan cara yang tak terduga, sekalipun pada detik terakhir. Tapi kau datang tepat dimana aku sedang membutuhkan kehadiranmu. Semua berakhir happy ending.

Aku sedang beranjak pergi dari dunia metropolismu, dan dengan begitu kasihannya aku sedang menangisi patah hatiku. Ketika kutahu kau sedang tidak tersenyum untukku. Ingin sekali lagi aku berteriak, tidak cukupkah semua isyaratku padamu? Dengan jujur ku mengasihani diri sendiri, yang hanya mampu menangisi rasa sakit hatiku yang masih saja merindukamu.

Selamat tinggal cinta, selamat tinggal kekasih yang kurindukan... Semoga Allah mempertemukan kita dalam naungan cinta yang lebih baik dan lebih indah..

14 June 2010

Semua Akan Indah Pada WaktuNya..

Bersabarlah sayang, semua akan indah pada waktuNya..

Belumlah pantas kita ucapkan cinta, karena akad belumlah terlaksana..

Bukankah ini adalah ujian kesabaran yang dijanjikanNya..

Cukuplah cinta dan harapan akan kebesaran janjiNya lah yang menjadi senjata…

Cinta kita ada sekalipun tak kutahu siapa engkau rupanya..

Karena penantian menjadi ujian penuh cobaan yang diberikannya bagi seluruh insan penuh cinta..

Oleh sebab itu, bersabarlah sayang..!!



Karena semua akan indah pada waktuNya…