“Ku punya pacar, sudah pas jadi pacar..tapi tidak seksi, tak punya chemistry..yeyeah!”
Petikan lagu dari duo T2 jadi sdikit selingan bagi saya untuk kembali meredifinisi makna cinta, dicintai dan mencitai. Namun satu hal yang ingin saya garis bawahi, saya tidak menganjurkan untuk siapapun yang membaca artikel ini untuk pacaran, karena dengan jujur dan terbuka saya dengan konsekuensi ideologis, prinsip dan keimanan saya menyatakan bahwa saya bukanlah penganut paham “pacaran sebelum pernikahan” sebagai sarana perkenalan dengan calon pasangan hidup. ^^v
Beside, artikel ini tidak menyinggung tentang masalah pacaran, apa dan bagaimana, atau apapun tentang istilah tersebut. Saya hanya ingin kembali mengeluarkan uneg-uneg dalam kepala saya yang ingin sekali bercua-cuap kembali dengan tema klasik “CINTA”. Heu..!
Sebelumnya saya juga mohon maaf jika kalimat pendahuluannya cukup panjang sehingga agak sediki menghambat untuk melangkah ke inti pembahasan. _kebiasaan penulis_ hehe! ^^v
Dalam beberapa kisah/ cerita/ legenda yang seringkali didengar atau dilihat oleh banyak dari kita, tidak sedikit yang mengisahkan tentang cinta yang tak berbalas. Whuih..! sakit…! Baru saja saya selesai menonton sebuah serial korea, yang menceritakan tentang konflik balas dendam yang di bumbui oleh drama percintaan, beuh! Bahasanya udah kayak narrator iklan gitu. Hehe..!
To the point, karena artikel ini berkisah tentang uneg-uneg saya tentang cinta tentu yang saya soroti kali ini adalah tentang kisah cinta yang terjadi antara mereka. Anggap saja pemeran utama pria 1 adalah (A), pemeran utama pria 2 adalah (B), sedangkan pemeran utama wanita 1 adalah (C) dan pemeran utama wanita 2 adalah (D).
Singkat cerita cinta mereka,A dan C sebenarnya tidak pernah saling mengenal dengan sangat dekat bahkan setelah dewasa mereka tidak pernah mengenal nama mereka masing-masing. Akan tetapi ada kisah masa lalu yang mempertemukan mereka dalam kisah masa kecil mereka berdua, sehingga mereka saling menganggap bahwa masing-masing dari mereka adalah cinta pertama.Sementara itu B dan C, tinggal satu rumah karena B diangkat anak oleh ayah C. hubungan mereka sangat dekat. Diam-diam B mencintai C, setiap malam B melindungi C dari setiap perjalanan malam yang dilakukan C, dan berjuang mati-matian dari setiap bahaya yang seringkali menghampiri C.Sedangkan D, memiliki hutang balas budi pada A.Mereka pun telah mengenal dekat. Secara sepintas D terlihat seperti gadis aneh yang mengejar-ngejar A. akan tetapi tanpa sepengetahuan A, D telah melakukan banyak pengorbanan untuk A.
Ting,tong.. yang saling mencintai tetap saja adalah A dan D. sementara usaha B dan D untuk medapatkan cinta, secara kasat mata adalah sia-sia. Karena cinta tetap saja berpihak kepada A dan C, meskipun frekuensi pertemuan yang bisa di hitung jari.
Saya berpikir, lalu mengapa yang justru saling mencintai adalah mereka yang tidak memiliki banyak usaha untuk menggapai cinta. Miris. Hikz..! hua,huaaa… *lebay..!
yah jawabannya adalah karena cinta itu juga butuh chemistry, bukan hanya sekedar usaha. Hehe.. cinta butuh takdir, bukan hanya usaha meskipun kadang usaha lah yang mengubah takdir..yah..! intinya, serahkan cinta pada takdir dan chemistrinya aja..
asa capek klo harus melihat perjuangan cinta dan atau pengorbanan cinta yang pahit pada akhirnya..ckckkck…
No comments:
Post a Comment