Ada janggal merebak di hati, entah mengapa semakin hari kau semakin jauh pergi. Sudah kau temukan kah “dia” seorang yang kau cari? Seorang yang kau putuskan untuk mendampingi serta menemanimu sampai mati. Atau kau sedang berlari? Menghindar dariku yang mungkin tak lagi kau gemari. Atau apalagi? Benarkah diriku berarti seperti yang kau katakan suatu hari?Seiring kebit hati yang sengaja kau toreh dengan kata-kata jeri.
Tahukah kau , aku selalu memanti. Aku tetap disini, sambil menatap awan yang menggumpal seperti gulali, memeluk hawa angin yang menyejuk hati, menelan gagah pegunungan dengan hijau bersemi. Berharap suatu saat kau pasti kembali.
Merasakankah dirimu, ketika setiap kali aku cemburu? Kau tak mau lagi berbincang denganku, tapi lebih sering merayunya yang dulu telah menggores luka hatiku dengan sembilu biru. Tahukah kau luka itu masih menganga ngilu. Meski aku hanya mampu diam membisu. Cemburu, ku ikhlas kan luka itu mengabadi dalam palung do’aku.
Seribu lebih cara ku buat untuk melukis senyummu di pipi. Seribu lebih pula cara ku buat agar kau mampu merasakan apa yang kali ini sedang bergejolak di hati. Ku lukis wajahmu dengan merah darah, biru cemburu, dan menguning nanah… ku encerkan dengan air mataku yang membuncah. Namun kau taku kunjung kemari lagi. Aku kembali menangis jeri.
Mengapa pula kau hadir ketika kau berteriak perih? Berontak akan lara hati, terpuruk dalam jiwa yang merasa ingin mati. Jika ku ingin beranjak, mengapa pula kau yang berontak? Dan kembali aku yang tersentak, tak tahu apa ingin dan mau mu yang tak pernah kau kuak. Sekalipun kau kembali, hanya untuk menggores luka jeri, lagi. Entah mengapa, aku tetap saja tak mampu benci.
Akankah pengorbanan sebanyak ini membuatku berhenti? Menjadi puing dan sia-sia..?
Aku menangis menahan rindu, menjerit dalam kelu. Aku meringis menghalau cemburu, berteriak dalam bisu. Terbanting-banting dalam harapku. Suatu saat kau akan dating padaku. Kumohon, berikan keyakinan itu padaku! Pun jika tidak, ku akan tetap menanti hingga takdir mengoyak ruang dan waktu.
No comments:
Post a Comment