
Ujian menjadi sebuah suplemen rutin bagi setiap insan yang memiliki jiwa dan iman di bagian bumi manapun. Siapapun dia, miskin, kaya, tampan, cantik, langsing, dan sebagainya. Ujian tetaplah menjadi sebuah momok yang mungkin menegangkan bagi setiap kita. Sebuah momentum dimana hanya ada dua pilihan, berhasil atau gagal. Sama hal nya dengan ujian kehidupan. Pilihannya hanya ada dua, berhasil menjadi pribadi dan kehidupan yang lebih baik atau gagal dalam kepribadian dan kehidupan. Sebuah momentum perubahan, be better or be worse. Just it.
Hidup, tak lepas dari pilihan. Karena memang pilihan adalah sebuah konsekuensi bagi siapapun yang memilih untuk tetap hidup bahkan bagi yang memilih untuk mengakhiri hidup seklipun. Dan tentu saja ketika keputusan untuk tidak memilih sekalipun itu merupakan sebuah pilihan. Yang paling berat dari sebuah pilihan adalah, ketika kita harus memilih.
Ketika kita memilih untuk terus melanjutkan hidup, ada hal yang tak bisa dilupakan, yakni sebuah konsekuensi lain dari kehidupan yakni ”masalah”. Maka bila masalah timbul akibat pilihan kita, kita harus belajar tentang tanggung jawab. Namun, Bila masalah datang dalam bentuk yang begitu saja dari Allah, maka kita harus belajar bersabar, berlatih menahan beban, dan memohon pahala sebagai balasan
Masalah hati? Atau Qalbu? Secara istilah disebut sebagai sesuatu yang berbolak balik. Labil. Kadang, tentang masalah ini, kita kerap kali gagal mengendalikan diri sendiri. Seakan ada hal lain yang sedang menguasai diri kita. Jika nafsu dan akal bersepakat mengadakan keraguan, kebenaran yang ghaib akan terhijab. Orang yang mencari kebenaran tetapi gagal menundukkan nafsu dan akalnya akan berputar-putar di tempat yang sama. Keyakinan dan keraguan senantiasa berperang dalam jiwanya. Kita kerap kali gagal mengadapi diri kita sendiri. Bahkan, kita sering mendengar sebuah ungkapan bahwa “musuh kita adalah diri kita sendiri”. Teringat dengan sebuah istilah ’asja’u rajul atau orang yang paling berani. Istilah ini di sebut oleh Amr bin atham, seorang ulama di kalangan tabi’in. ’asja’u rajul di gelarkan kepada orang yang memiliki kemampuan untuk menundukan nafsunya. Yang kita butuhkan untuk mampu mengendalikan diri sendiri ada dua, kekuatan dan keberanian.
Menaklukan diri sendiri tak ubahnya seperti perang dalam bentuk nyata atau zhahir. Bahkan lebih besar karena ini adalah perang melawan diri sendiri dan terjadi di dalam diri. Perang melawan diri sendiri menjadi lebih berat karena medan perang yang tergelar adalah di dalam diri kita sendiri. Pukulan-pukulan dan tikaman terjadi di dalam diri kita sendiri. Bahkan seperti sabda Rasulullah SAW menyatakan bahwa perang melawan diri sendiri adalah perang terbesar bagi para muslimin. Dalam sabdanya, Rasulullah paska perang badar (termasuk perang terbesar bagi para muslimin), bahwa mereka akan menghadapi perang yang lebih besar lagi, yakni perang melawan hawa nafsu dalam arti para muslimin akan menyongsong kehadiran bulan penuh berkah dengan shaum, di bulan Ramadhan.
Begitu banyak teori ”How to” yang di keluarkan untuk mengelola diri sendiri. Mengelola hati adalah salah satunya, sebagai mana istilah pernah menyabutkan ”Hati adalah raja, dan anggota tubuh yang lain adalah pengkutnya”. Sehingga peran paling penting dalam pengendalian diri adalah ”hati”.
Hati yang keras akan mengeraskan seluruh tubuh, kaku, dan mudah pecah ketika terdapat tekanan.sebaliknya hati yang cair akan mudah tercecer, mudah terintrusi zat-zat lain tanpa adanya filter.
Lalu hati seperti apakah yang terbaik? Hati yang paling baik adalah hati yang memiliki kedua unsur tersebut. Dan kita lah yang membentuknya. Dan pertanyaannya ”How”?
Ada bebarapa cara yang paling sering dilakukan oleh orang-orang yang berusaha untuk menaklukan hatinya, antara lain dengan :
1. Ikhlas dan sabar
2. Lembutkan hati dengan dzikir.
3. Bekukan hati dengan mujahadah.
4. Jangan pernah takut berhasil
5. Jangan pernah takut gagal
6. Tawakal

Panasnya bara ujian bukan untuk menghancurkan elemen kekuatan, itulah yang menjadikannya sebuah nilai kehidupan yang tak pernah mampu ternilai.. Ujian membuatmu pantas melangkah menuju kualitas kehidupan yang lebih baik, karena Allah selalu memberikan yang terbaik..!! hanya saja kitalah yang harus bersiap untuk menerima keputusan terbaik dari Illahi Rabbi... InsyaAllah,, Allahuma'ana..!! Ma'annajah..Hamasahh!!!

No comments:
Post a Comment