30 June 2010

The Almost Fairytale Love Story... The Prince of wales, The princes of wales, and The Princes of Cornwall...



Kali ini saya ingin “Mendongeng”... ^_^ tapi nyata...

Beberapa hari yang lalu sempat terpikirkan kembali dengan sebuah kisah cinta dalam negeri dongeng “Cinderella”, “Sleeping beauty”, “Beauty and The Beast”, “The Swan Princes” dan sebagainya. Cerita yang begitu menginspirasi seorang saya tentang sebuah kisah kehidupan yang “living happily ever after”. I hope so..

Dan beberapa hari yang lalu pun saya sempat sedikit “berdebat” akan sebuah kisah cinta yang pada awal “kisah cinta” ini disorot tertulis sebuah logo “Kisah cinta yang ditakdirkan untuk menjadi seperti dongeng”. Yah, kisah cinta Prince of Wales dan Princes of Wales. Pengeran Charles, Lady Di dan seorang lain Camilla. Pada awal kisah mereka, Pangeran Charles dan Lady Di, dimulai memang terlihat sebegitu indahnya bak kisah dalam negeri dongeng. Semua serba sempurna. Apa dinyana, ternyata pernikahan yang di elu-elukan oleh jutaan orang ini pun harus kandas.

Pangeran Charles, dari awal memiliki “Cinta Terpendam” selain Lady Di, Cinta yang sudah tertanam dan tertancap begitu dalam selama puluhan tahun, Camilla Parker Bowles.


Lantas siapa yang berani mengekang kekuatan cinta, ketika terekspresikan dalam sebuah rasa..? Siapa yang patut dipersalahkan? And you know who,? No One.

Pangeran Charles yang menerima kekalahan ketika tahu bahwa cintanya pada “Camilla” di halang restu sang ratu, dan takdir pun kembali mematahkan harapan cintanya menunggu sang kekasih hati ketika Camilla memutuskan untuk menikah dengan pilihannya, pada saat sang pangeran sedang menjalani wajib militer. Sang pangeran tepat patah hati.

Namun kemudian hidup memang harus berjalan. Dan datanglah seorang Diana Spencer, dengan kepolosan dan ketidaktahuannya akan kisah cinta dan masa lalu sang pangeran. Datang membawa, sebentuk hati yang penuh cinta, dan harapan akan kehidupan yang bahagia, Lady Di, The Princes of Wales pun hadir dan berjalan memasuki kehidupan kerajaan.

Secara fisik, mungkin saja Pangeran Charles telah mengikat janji dengan seorang Diana Spencer. Akan tetapi dalam rongga hatinya yang terdalam nama seorang “Camilla” masih terukir tajam dan begitu jelas. Hatinya tak sepenuhnya untuk Diana. Pun ketika kedua anak mereka hadir, cintanya kepada diana semakin absurd.

Harapan sang pangeran akan cintanya yang terpendam kembali tersulut ketika diketahuinya camilla telah bercerai dengan sang suami. Gejolak cinta terpendam sang pangeran semakin membara, sementara sang putri tergugu merana. Lady Di yang semakin kesepian, melampiaskan rasa sepinya dengan berbagai aktifitas social yang membuat dirinya semakin terikat dihati rakyatnya. Popularitas sang putri jauh melambung melebihi sang pangeran. Dan dititik puncak kesabarannya, Lady Di memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga “yang ditakdirkan seperti dongeng” mereka. Mereka bercerai pada tahun 1996.

Lalu apakah cinta sang pangeran langsung bertemu dengan titik bahagianya? Tentu tidak..!! pun begitu dengan Lady Di, sang “mantan” The Princes of Wales secara resmi namun masih menjadi “Princes of Wales” di hati rakyat. Diana masih terus mencari cintanya, hingga kematian menjemputnya setahun setelah perceraiannya, tahun 1997 Lady Di harus menghadapi akhir dari perjalanan hidupnya setelah kecelakaan mobil di Paris bersama kekasihnya saat itu Dodi Al Fayed. Perjalanan Diana mencari cinta bukan hanya pada sang pangeran-pangeran ini saja, tersebut kisah cinta lain yang terungkap dalam proses pengusutan kasus kematiannya. Cintanya pada seorang dokter bedah asal Pakistan yang berkerja di London, Hasnat khan. Namun cinta itu tidak berlanjut, dan menyisakan ribuan misteri yang masih tertinggal, termasuk hubungannya dengan kematian sang putri.

Kembali ke kisah cinta sang pangeran. Apa yang begitu special? Yah, begitu special bagi sang saya untuk memberikan applause bagi seorang putra mahkota kerajaan Britania Raya yang begitu lama mempertahankan cinta yang ada di dalam relung hatinya, lebih kurang 30 tahun, dan itu bukanlah waktu yang sebentar untuk sebuah cinta remaja. Entah telah sejauh apakah hubungan yang terjalin antara sang pangeran dan cinta lamanya ini ketika Pangrean Charles masih berstatus sebagai suami Lady Di. Beberapa media melansir bahwa mereka tidak terkait hubungan perzinahan. Pangeran Charles berusaha menjaga hubungan “persahabatan” nya dengan Camilla.

Inilah mengapa kadangkala saya pun sering berpikir, persahabatan antara laki-laki dan perempuan belum tentu atas dasar kemurnian persahabatan. Mereka bersahabat karena ada sesuatau yang tidak memungkinkn mereka untuk bersatu dalam ikatan pernikahan.

Camilla, dalam umurnya yang ke 58 tahun ketika menikah dengan pangeran charles. banyak yang membandingkannya dengan Lady Di (yang ketika meninggal berumur 36 tahun dan masih memiliki guratan kecantikan yang begitu jelas). Kecantikan Camilla hanya meninggalkan guratan-guratan penuaan. Dan kesuksesan? Siapa yang mampu membandingkan dengan seorang pangeran. Camilla hanya wanita biasa. Cinta lama yang terpendam, yang mampu bertahan begitu lama dihati sang pangeran.

Dari sumber yang sang saya baca, mererka berkata : “Beauty is on the eye of the beholder, love is not just physical”. Dan saya sepakat ketika melihat cinta yang “ditakdirkan seperti dongeng” sang pangeran.yang mencintai tanpa peduli akan batas waktu, dan fisik. cinta itu masih tetap ada.

Sekalipun telah bercerai banyak halangan dan rintangan yang harus di tempuh oleh sang pangeran untuk bersatu dengan belahan jiwanya. Mulai dari penolakan ratu, dan rakyat. Hingga di 8 tahun akhir penantiannya, kini pernikahan mereka pun telah disahkan. Cinta mereka telah dipersatukan dengan restu hampir separuh dari rakyatnya, dan tentu saja restu dari sang ratu, pangeran Philip, dan kedua anaknya.

Tidak bermaksud membela, karena sang saya memang tak ingin untuk menjustifikasi apalagi menerawang konflik rumit dari “perjalanan cinta yang ditakdirkan seperti dongeng” sang pangeran. Sang saya hanya mampu mengambil hikmah dari perjalanan panjang mereka dalam menunggu cinta.

Ketika jariNya telah menunjuk, maka itulah jawaban. Klo jodoh mah gak kemana, ^_^ ya toh..??!!

No comments:

Post a Comment