
“Yaa Hayyu, Yaa Qayyum bi rahmatika astaghits,ashlihli sa’n kullih walatakilni ila nafs thorfata ‘ayn..” (Wahai yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri, dengan kasih sayangMu, sayangilah aku, dan janganlah Kau tinggalkan aku walau sekejap mataku..)
Seperti yang pernah kulakukan beberapa waktu yang lalu.
Salah satu cara yang aku lakukan adalah dengan “mencari inspirasi”, dan salah satu cara yang paling sering aku lakukan adalah dengan mengirimkan pesan pendek pada sebagian besar sahabat yang nama-nama nya bertengger di list contact. Ketika dulu sekali, pertanyaan yang ku ajukan lebih ke “Semangat dan apa yang membuat semangat”, maka kali ini tema yang aku tanyakan adalah tentang “Apa yang mampu membuat tersenyum dan apa yang dilakukan ketika sedang bersedih”. Baru sepertiga dari list kontak yang ku kirim, dan Alhamdulillah sangat banyak sahabat yang mengapresiasi dan membagi pengalaman, sehingga otomatis mentransfer sebentuk energy untuk melawan kesedihan, dan tentu saja sebentuk inspirasi berharga.
Lalu, Apa yang mampu membuat mereka tersenyum?
Kebanyakan dari mereka menjawab kehadiran dan dukungan orang yang disayangi, baik itu orang tua, sahabat, pasangan, dan sebagainya. Namun tak sedikit pula yang menjawab harapan, dan keyakinan bahwa Allah selalu memiliki jalanNya sendiri dan tak akan pernah meninggalkan hambanya yang mau melangkah dan memohon kepadaNya.
Salah satu jawaban yang menjadi favoritku adalah :
Dengan mentafakuri ayat yang dikirimkan oleh salah seorang sahabat :
1. “Alangkah nikmatnya menjadi seorang muslim, hidup dengan nikmat, penuh kesyukuran, dan tiada seorang muslim pun yang tertusuk duri melainkan Allah ganti dengan ampunan dan pahala padanya. Sungguh tiada yang dirugikan dalam ketetapan Allah” Hidup tak selamanya indah, langit tak selamanya cerah.. itulah lukisan alam.
2. Memaknai surah Adh Dhuha, Allah telah berulangkali bersumpah dan diakhir penyataan, Allah menyatakan bahwa “Maa wada’aka Robbuka wa maa qoola..” (Takkan sekali-kali Tuhanmu meninggalkanmu..).
Lalu kemudian, Apa yang dilakukan ketika sedang bersedih?
Alhamdulillah memang ternyata fitrahnya seorang manusia adalah dengan menghamba. Dan ini adalah salah satu pembuktiannya. Ketika seorang hamba bersedih, maka kembalinya yang terbaik adalah kepada TuhanNya. Bukankah Allah telah menyatakan dalan firmanNya “berdo’alah kepadaKu niscaya akan kukabulkan..”, lalu mengapa kita lantas tak percaya, melainkan dengan kefitrahan seorang hamba sebagai bentuk penghambaan. Dalam balasan pesan yang kukirimkan hampir semua yang membalas melakukan sholat, berdoa, dan mendekatkan diri kepada Allah. ^^
Wallahu’alam bishawab...
TERIMA KASIH yang sebesar-besar nya bagi para sahabat yang mau mengapresiasi, semoga inspirasi yang di berikan serta energi yang dikirimkan mampu menjadi ladang amal tak henti dan terus mengalir. ^^
“Teh Rani, Dea, Gemma, Kak Arya, Teh Desi, Nur Fatihah, Jaya, Chika, Reina, Dwi Nur, Kosih, Opik, Fia, Endang, Teh Fatim, Teh Arti, Doni, Lukman, Bang Yudi, Masan, Inun, Awo, Cahoy, Nizar, Bang Fakhrul, Oleh, Rena, Affan, Kang Andri, Achyar, Lutfan, Teh Iyan, Frida, Putri, Teguh, Elni, Rara, Reny, Ganies, Kak Anggi, Marina, Andre, Aliph, Mela, Lia, Nelis, Kak Donny, Bang Hasido, Kang Arya, Kang Jampe Harumpat, Tedi, Jaka, Adit, Nenna, Ozon, Ipin, Dini, Abidah, Pak Isa Alamsyah, Dilal, Wara, Teh Winda, Dek Rizky, Yanuar, Wulan, Kang Wawan, Yuni Murni, Uni Winryani, Teh Nad, Ayu, Tere, Suen, Suryandaru, Teh Anggit, Mbak Eka, Ulil, Bang Yudi, Andri Cewek, Kang luhur, Kang Mahfudz, Maria, Susi, Teh Bunga, Ahas, Lola, Kang Guntur, Utez, Nelly, Dini, Teh Tita, Willy, Teh Irma, Kang Izul, Teh Elly, Elah, Kang Koben, Dian, Kang Jaya, Teh Aip, Bobby, Haidar, dan Reno…”
Setiap manusia memiliki caranya sendiri untuk melipur hati. Ketika rasa sedih tiba-tiba menghampiri atas beban yang semakin menghimpit, maka dengan begitu normal nya tubuh akan bereaksi. Dan setiap reaksi yang terjadi terkadang berbeda antara satu individu dengan individu yang lain. Begitupun dengan aku. Melakukan beberapa cara untuk mengantisipasi, dan mengusir rasa sedih.
Seperti yang pernah kulakukan beberapa waktu yang lalu.
Salah satu cara yang aku lakukan adalah dengan “mencari inspirasi”, dan salah satu cara yang paling sering aku lakukan adalah dengan mengirimkan pesan pendek pada sebagian besar sahabat yang nama-nama nya bertengger di list contact. Ketika dulu sekali, pertanyaan yang ku ajukan lebih ke “Semangat dan apa yang membuat semangat”, maka kali ini tema yang aku tanyakan adalah tentang “Apa yang mampu membuat tersenyum dan apa yang dilakukan ketika sedang bersedih”. Baru sepertiga dari list kontak yang ku kirim, dan Alhamdulillah sangat banyak sahabat yang mengapresiasi dan membagi pengalaman, sehingga otomatis mentransfer sebentuk energy untuk melawan kesedihan, dan tentu saja sebentuk inspirasi berharga.
Lalu, Apa yang mampu membuat mereka tersenyum?
Kebanyakan dari mereka menjawab kehadiran dan dukungan orang yang disayangi, baik itu orang tua, sahabat, pasangan, dan sebagainya. Namun tak sedikit pula yang menjawab harapan, dan keyakinan bahwa Allah selalu memiliki jalanNya sendiri dan tak akan pernah meninggalkan hambanya yang mau melangkah dan memohon kepadaNya.
Salah satu jawaban yang menjadi favoritku adalah :
Dengan mentafakuri ayat yang dikirimkan oleh salah seorang sahabat :
1. “Alangkah nikmatnya menjadi seorang muslim, hidup dengan nikmat, penuh kesyukuran, dan tiada seorang muslim pun yang tertusuk duri melainkan Allah ganti dengan ampunan dan pahala padanya. Sungguh tiada yang dirugikan dalam ketetapan Allah” Hidup tak selamanya indah, langit tak selamanya cerah.. itulah lukisan alam.
2. Memaknai surah Adh Dhuha, Allah telah berulangkali bersumpah dan diakhir penyataan, Allah menyatakan bahwa “Maa wada’aka Robbuka wa maa qoola..” (Takkan sekali-kali Tuhanmu meninggalkanmu..).
Ada ribuan alasan, yang mampu membuatku bangkit ketika mentafakuri ayat-ayat cinta dari Allah dan balasan pesan dari saudaraku yang satu ini kembali menampar pintu hati untuk tetap bertahan dan bertarung dengan segenap hati, jiwa, dan raga. Karena Allah tidak akan pernah memberikan ujian bagi hambaNya yang tidak memiliki kualitas untuk menyelesaikan ujian tersebut. Dan ujian adalah sebuah bentuk apresiasi dari Allah bagi seorang hamba yang beriman.
Lalu kemudian, Apa yang dilakukan ketika sedang bersedih?
Alhamdulillah memang ternyata fitrahnya seorang manusia adalah dengan menghamba. Dan ini adalah salah satu pembuktiannya. Ketika seorang hamba bersedih, maka kembalinya yang terbaik adalah kepada TuhanNya. Bukankah Allah telah menyatakan dalan firmanNya “berdo’alah kepadaKu niscaya akan kukabulkan..”, lalu mengapa kita lantas tak percaya, melainkan dengan kefitrahan seorang hamba sebagai bentuk penghambaan. Dalam balasan pesan yang kukirimkan hampir semua yang membalas melakukan sholat, berdoa, dan mendekatkan diri kepada Allah. ^^
Lalu saya kembali berfikir, ternyata ujian itu datang sebagai bentuk pendekatan diri kepada Sang Kekasih Sejati. Dia merindukan kita, maka dengan kuasaNya di datangkan lah ujian-ujian itu agar kita mau medekat kepadaNya. Lalu terujilah kita sebagai hambaNya yang beriman. InsyaAllah.
Wallahu’alam bishawab...
TERIMA KASIH yang sebesar-besar nya bagi para sahabat yang mau mengapresiasi, semoga inspirasi yang di berikan serta energi yang dikirimkan mampu menjadi ladang amal tak henti dan terus mengalir. ^^
“Teh Rani, Dea, Gemma, Kak Arya, Teh Desi, Nur Fatihah, Jaya, Chika, Reina, Dwi Nur, Kosih, Opik, Fia, Endang, Teh Fatim, Teh Arti, Doni, Lukman, Bang Yudi, Masan, Inun, Awo, Cahoy, Nizar, Bang Fakhrul, Oleh, Rena, Affan, Kang Andri, Achyar, Lutfan, Teh Iyan, Frida, Putri, Teguh, Elni, Rara, Reny, Ganies, Kak Anggi, Marina, Andre, Aliph, Mela, Lia, Nelis, Kak Donny, Bang Hasido, Kang Arya, Kang Jampe Harumpat, Tedi, Jaka, Adit, Nenna, Ozon, Ipin, Dini, Abidah, Pak Isa Alamsyah, Dilal, Wara, Teh Winda, Dek Rizky, Yanuar, Wulan, Kang Wawan, Yuni Murni, Uni Winryani, Teh Nad, Ayu, Tere, Suen, Suryandaru, Teh Anggit, Mbak Eka, Ulil, Bang Yudi, Andri Cewek, Kang luhur, Kang Mahfudz, Maria, Susi, Teh Bunga, Ahas, Lola, Kang Guntur, Utez, Nelly, Dini, Teh Tita, Willy, Teh Irma, Kang Izul, Teh Elly, Elah, Kang Koben, Dian, Kang Jaya, Teh Aip, Bobby, Haidar, dan Reno…”
No comments:
Post a Comment