05 September 2010

Mengingat Allah dengan yakin …


Ingatlah Allah agar hatimu tenang…” arti mendalam kalimat tersebut begitu solutif.  Maka ingatlah Allah, niscaya hatimu akan tenang. 
Akan tetapi, akhir-akhir ini entahlah ini hanya sekedar kekhawatiran atau ketidaknyamanan hati yang secara sengaja, ataupun tidak sengaja hadir di sisi hati..beberapa kali saya mendengar kalimat tasbih meluncur dari lisan seseorang yang cukup dekat -secara nasab- dengan saya.  Saya, yang bukannya bertambah ketenangan serta kegembiraan akan kalimat suci yang semakin sering dilafadzkan di rumah malah semakin bertambah tidak nyaman hati saya ketika mendengarkan pelafalan “Allahuakbar, Ya Allah..!!”, meluncur lancarr dari lisan ybs. –yang (Astagfirullah..) terdengar seperti yang menyalahkan Allah-. Nada suara yang terdengar seperti memelas,  marah dan takut dilafalkan secara berulang-ulang. Dengan nada yang sama. –sekali lagi, saya tidak mendapatkan nada suara kesyukuran di balik kalimat tasbih yang di ucapkan..dan ini membuat saya begitu sedih..-.
Saya sudah berada di sini sekitar 1 bulan lebih, dan semenjak awal itu pulalah saya terus mendengar kalimat pujian terhadap Ilahi didengungkan dengan nada yang sama. Dari awal, yang saya tangkap dari ucapan suci tersebut bukanlah sebuah bentuk pemasrahan diri, sepintas dan begitu terasa berat di telinga adalah sebuah keluhan akan takdir yang dituliskan Allah kepadanya. Astagfirullah Ya Allah.. hamba berlindung dari segala bentuk kekerasan hati dan ujub yang menodai ikhlas diri..
Lalu, apa yang membuat saya begitu berat mendengar kalimat suci itu dilafalkan dengan nada yang sedemikian?, tak lain hanya karena dalam pelafalan itu tidak tersirat keyakinan akan kuasaNya. Semua hanya bersifat keluhan, dan ketakutan tanpa disertasi dengan keyakinan.

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim : 14)

Allah akan memberikan setiap mahluk ujian bagi mereka masing-masing. Yah,,!! Masing-masing, karena Allah tahu, masing-masing dari kita memiliki kemampuan untuk menyelesaikan ujian yang diberikan secara spesifik sesuai dengan batas kemampuan yang kita miliki
Maka, dengan kata lain SETIAP MAHLUK ITU BERMASALAH, yang jadi persoalan adalah proses dan hasil yang akan kita dapatkan dalam melalui ujian. Ingatlah, Allah memberikan ujian bagi setiap mahlukNya untuk mengetahui siapa yang paling beriman diantaranya.
Ujian diberikan agar kita mampu menjadi hamba lebih beriman, dengan itu kita akan bertranformasi menjadi hamba yang tangguh menghadapi godaan duniawi. Bukannya bertambah takut akan ancaman duniawi. Agar kita menjadi kuat, karena bertambah kuatnya keyakinan bahwa Allah selalu menolong hambaNya yang yakin akan kuasaNya.  Pun ketika sang hati sedang dalam suasana tidak senyaman biasanya, maka Ingatlah Allah! Berdzikirlah…!! Dengan penuh keyakinan, bahwa pertolonganNya akan selalu datang…
Akhir cerita dalam ruang introspeksi, saya rekatkan satu kalimat bahwa “Ekspresi Kepasrahan diri seorang hamba, berbeda jauh dengan KELUHAN seorang hamba, pun begitu dengan hasil yang akan didapatkan… jadi mau tak mau, BEDAKAN…!!”

No comments:

Post a Comment