21 May 2010

Kebingungan...


Kebingungan, apakah aku harus tetap mananti mu? Atau melepaskanmu? Sementara tonggak kepercayaanku tak pernah lagi sekalipun kau perkukuh. Sehingga kini, dalam hitungan logika aku bahkan tak lagi memiliki rasa percaya bahwa kau yang telah mendirikian tonggak kepercayaan itu. Semua sepertinya telah kau tebas habis dengan retrorikamu. Dengan selimut dan kedok kepura-pura’anmu. Seakan aku tak berarti lagi, tak pernah lagi berarti. Padahal kini aku telah menggantung namamu dalam setiap sudut hati. Berharap aku berhak menanti mu disini..


Manis kalimatmu apakah hanya untukku? Ataukah engkau sedang mengharap yang lain untukmu? Atau mungkin aku yang harus mundur karena aku memang tak pantas untukmu.


Entah suara yang mana yang harus aku ikuti. Sementara aku hanya mampu diam. Terdiam. Tak mampu mengungkap semua rasa, tak mampu mengekspresikan semua kalimat cinta, langsung tertuju padamu. Semua hanya kalimat romantic namun abstrak..!! tak tahu beralamatkan ke insan yang mana. Karena mungkin kini ia sudah tak sanggup lagi menangkap semua rasa. Atau berpura tak lagi mau menangkap semua rasa. Aku hanya mampu diam.
Salahkah aku yang hanya ingin tahu apakah hatimu memang untukku? Sehingga sekalipun kutahu jika hatimu memang bukan untukku, maka aku akan dengan tenang melepasmu..


Tetesan air mata mengalir mewakili luapan hatiku yang masih terpenjara, dan hanya kau yang kini mampu melakukan itu. Aku terpenjara dalam tanya dan ruang tunggu yang tak pasti, berteriak dalam gema yang tak bergaung “Apakah aku berhak menangis karenamu? Apakah aku masih berhak untuk berharap bahwa kau masih merindukanku di rotasi duniamu? Dan apakah aku masih berhak untuk menunggumu…???!!


Sementara hati berteriak ingin terus menantimu, tapi ruang logika pun terus menghentak akan kemugkinan kesakitan hati yang kan mendalam akan sebuah rasa kecewa yang berkepanjangan. Entah mengapa aku masih ingin terus menunggu mu.. sementara kau tak jua hadir memberi buket kerinduan yang dulu kau tampakkan untukku.. sampai sekarang aku masih menanti kehadiran paket cinta darimu, sekalipun dengan linangan air mata penantianku…


1 comment:

  1. pili' pili' men nak nangis idang urang yang lum pasti pasti... he he...
    yang pasti pasti aja' Put...
    just smile! ganbatte!

    ReplyDelete