18 April 2010

Redifining…

Mendefinisi ulang makna mencintai, itu kalimat pertama yang diungkapkan oleh seorang sahabat yang ternyata saat ini memiliki nasib yang sama dengan ku. Kita berdua terjebak dalam sebuah ruangan yang sama. Ruang cinta, yang hmmm… sedikit berbeda dengan cinta-cinta biasa, jika kami adalah wanita biasa. Kami memiliki status yang tidak bisa disamakan dengan wanita lain yang memiliki perasaan. Kami telah berada dalam sebuah kondisi pemahaman akan sebuah makna cinta yang lebih mendalam, lebih maknawi, lebih hakiki. Bukan sekedar cinta sentimentil, aku padamu, rindu ini untukmu, atau sungguh jantung ini berdetak begitu kencang seketika kuingat wajahmu. Cinta yang manusiawi. Tapi kita berdua paham, ada perangkap berduri yang menunggu di balik rayuan kalimat-kalimat cinta, yang taruhanya adalah sebuah “Keimanan”. Sebuah pengharap yang lain selain-Nya. Iman ini di pertaruhkan, dan hati ini sedia di korbankan.

Ketika Allah, Sang Pembolak balik hati berkata “Putri, kamu akan jatuh cinta dengan **** *****, maka jadilah!!”, dan aku jatuh cinta. Hati yang selama ini ku kungkung dalam sebuah penjara idealism, kini mulai terwarnai virus merah jambu. Hmm, virus luar biasa yang jika menginfeksi kami-kami maka jadilah, konsentrasi kami akan terwarnai emosi. Awalnya ku hadapi rasa ini dengan tersenyum, toh aku sudah cukup berpengalaman tentang maslah hati. Kalau di hitung, cinta yang membuat hatiku sakit telah terjadi sebanyak 2 kali sebelumnya. Dan kali ini, belum tentu cinta ini mampu mebuatku sakit. Aku sudah cukup paham. hmm… ini adalah tantangan dari Sang Pemilik Cinta Sejati. Semakin lama, ternyata ujian ini cukup menyita perhatian. Dan ternyata, aku masih belum mengenal hatiku lebih dalam.

No comments:

Post a Comment