Bermimpilah setinggi langit, setidaknya ketika kau jatuh maka kau akan berasa di antara bintang-bintang.
Namun, ini tentang cita-cita. Bukan tentang harapan. Kali ini saya hanya sedang berpikir tentang harapan.
Siapa yang tidak pernah memiliki harapan? Hanya orang mati lah yang tidak memiliki harapan. Begitulah kasarnya. Dan begitupun dengan orang yang memiliki harapan yang di gantungkan begitu tinggi. Namun, pahitnya begitu banyak pula yang tidak siap untuk menerima kenyataan yang tidak pernah sesuai dengan harapan. Ketika kenyataan telah melangkah mundur dari harapan, maka yang disalahkan adalah keadaan, bahkan bagian terparah adalah ketika yang disalahkan adalah Tuhan.
Dunia berbalik, ketika harapan melangkah mundur dari barisan kenyataan. Dipersalahkan, semua lantas dipersalahkan.
Seorang yang berani adalah mereka yang siap menghadapi resiko, yap! Siap menghadapi resiko.. bukan mereka yang nekat garis miring bodoh menantang peluang, tanpa strategi.
Silahkan gantungkan harapan tinggi, namun siapkan landasan ketika kau jatuh... setidaknya kau bisa berhati-hati dan menyimpan energi mempersiapkan harapan baru..
Harapan yang tinggi meningkatkan produktivitas hidup, namun harapan yang tertunda? Menguji keimanan. Harapan yang terpatahkan? Mengokohkan ketaqwaan. Seharusnya begitulah bagi para manusia beriman. .
No comments:
Post a Comment