Setiap orang memiliki hak nya untuk merasakan bahagia, untuk merasa bahwa dirinya lebih dari sekedar biasa saja, untuk merasakan bahwa dia juga cantik/tampan/atau memiliki pesona...
Suatu hari, put pernah berkata,
"jika kalian membutuhkan inspirasi dalam waktu singkat, maka lakukanlah safar..! dan kalian akan melihat bahwa begitu banyak hikmah yang terhampar..", lebih kurangnya seperti itu. Dan bukan merupakan sebuah kebetulan jika beberapa hari yang lalu puput melakukan safar dalam rangka menunaikan amanah dan tentunya "mencari inspirasi". Biasanya put melakukan safar atau perjalanan dimulai dari pagi hari, kala mentari masih mengintip malu-malu dari selimut peraduannya. Dan, sambil meresapi kesucian pagi, put merenung dan melemparkan seluruh pandangan ke sekeliling put.
Mungkin kalian pernah melihat adegan seperti ini.
"Seorang anak gadis-mungkinberjalan melewati kalian, dari aroma tubuhnya tercium agak pahit dan sedikit asam-ciri khas orang-orang yang belum mandi. Rambut sang gadis berwarna agak kemerahan, ntah karena efek pewarna rambut atau karena saking seringnya berjemur dibawah terik mentari. Kulit wajah coklat kehitaman, dan berminyak. Dari laku nya tak seperti orang-orang yang sudah kehilangan kesadarannya, tak ada yang tampak tidak normal, semuanya terlihat biasa. KECUALI : lipstik pink menyala yang dipoles dibibir dengan polesan yang tidak terlalu merata-terlihat sepertinya yang memoleskan lipstik bukanlah seseorang yang ahli dalam bidang tata rias, dan baju berwarna shocking pink dengan model leher dan bahu terbuka model distro -sepertinya, sendal high heels, celana jeans, kipas di tangan, dan bando pita-pita berwarna kuning. Dan sangat terlihat jelas baris-baris kuku yang sedikit menghitam. "
Apa yang terbayang di benak kalian ketika pertama kali melihat penampilan gadis tersebut? karena JUJUR, ketika pertama kali saya melihat gadi tersebut saya langsung mengerinyitkan dahi. Ada yang mengganjal. Yah! terlihat, mungkin sepertinya sang gadis adalah seorang tunawisma, atau seseorang yang memiliki tingkat ekonomi jauh dibawah rata-rata.
Cara berpakaiannya saat itu mungkin tak jauh berbeda dengan cara berpakaian gadis-gadis metropolis lainnya, sama saja. Tapi, tetap saja ada yang mengganjal. Yah, kita tetap saja melihatnya sebagai seorang maaf gelandangan. Astagfirullahaladzim, Ya Allah ampunilah segala bersit kesombongan yang terlintas di hati hamba...
Hingga suatu saat, saya kembali menemukan kondisi yang sama. Tidak hanya di tempat yang sama (waktu itu di terminal), tapi juga di pasar, foodcourt mall, dan di pemukiman penduduk. Dan di pemukiman penduduk inilah saya lebih mampu melihat dengan jelas, bahwa mereka yang memiliki kondisi kesejahteraan dan keuangan minim juga memiliki hasrat dan keinginan untuk bisa tampil gaya, cantik/tampan, keren, dan tidak terkesan kumuh. Dan ternyata, siapapun juga memiliki kecenderungan untuk menjadi seperti itu. Termasuk put, mungkin kalian juga. Yang tiap hari, berfikir model apa yang akan saya pakai hari ini? kerudung warna apa? atau bros yang sepeti apa?? dan sebagainya..Hingga saya sadar bahwa Setiap orang memiliki hak nya untuk merasakan bahagia, untuk merasa bahwa dirinya lebih dari sekedar biasa saja, untuk merasakan bahwa dia juga cantik/tampan/atau memiliki pesona...
Silahkan berkonklusi atas cerita yang put paparkan, tiap orang memiliki paradigmanya masing-masing. Yang pasti saat ini put rasakan bahwa, put tidak bisa merasa lebih tinggi dari orang lain ataupun meremehkan orang lain atau pun merendahkan keinginan orang lain, karena bisa jadi dalam kerendahan orang lain adalah diri kita yang lebih rendah. # to be continued...
No comments:
Post a Comment