"Tua itu merupakan kepastian, dan dewasa itu merupakan pilihan"
Sudah cukup jauh dan cukup dalam masing-masing dari kta memahami kalimat yang terpetik di awal paragraf di atas..begitupun sang saya yang dengan sangat gamblang melihat serta menghadapi fneomena optional trsebut langsung di depan mata.
Ketuaan diri tdak lah mampu ditepis, namun ketuaan dan kematangan emosi masih merupakan sebuah pilihan dan proses akan sebuah penentuan pilhan. ketika dengan tidak secara kebetulan, harus menghadapi mereka yang sekalipun telah memasuki tahap kedua setengah abad kehidupan yang bukan lantas menjadi indikator atas tndakan dan pikiran yang dewasa atau kita harapkan dewasa. Sekali lagi bukan. Dan sekali lagi, lebih baik tak perlu mengharapkan kedewasaan di sisi orang lain.
Karena sekalipun kasus nyata ini terjadi di depan mata, bukanlah lantas menjadi bahan atau faktor pemicu emosi dan pilihan atas ketdakdewasaan. Justru itulah pilihan bagi setiap diri untuk menentukan pilhan yang manakah yang akan diputuskan. Menjadi dewasa, menjadi lebih dewasa, atau menjadi tidak dewasa. Karena ketuaan bukanlah pilihan, maka yang menjadi pilihan hanyalah, apakah dengan menghadapai kedewasaan sekaligus ketidak dewasaan lingkungan, setiap diri mampu membangun sebuah bentuk kedewasaan yang terpilh.
No comments:
Post a Comment