@ Salsabila : 2 am. ketika alarm kamar sebelah meraung-raung, tapi masih terasa tanpa kehidupan.
Tepat 25 jam setelah informasi terakhir penyerangan tentara israel ke kapal sukarelawan bantuan ke gaza “MAVI MARMARA” yang mamuat bahan bangunan dan obat-obatan bagi rakyat Palestina. KEMANUSIAAN SEDANG DIPERKOSA. Ini bukan hanya tentang negeri Palestina, ini bukan hanya tentang Jihad, ini bukan hanya tentang Islam. Konspirasi tingkat dunia merebak melumpuhkan kekuatan “Kemanusiawian” yang digaungkan. Penjahat Moral, sekaligus Penjahat kemanusiaan dengan sukses berhasil diraih oleh Israel terlaknat.
Ketika kemanusiaan sedang diperkosa. Hak Asasi Manusia, World Piece, Humanity, dan sebagainya hanya sebagai symbol tak bernyawa serta kedok konspirasi tanpa hati. Dunia sudah tertipu akan sejarah yang palsu. Di mulai dari pembantaian Yahudi di Jerman oleh NAZI, yang dijadikan kamuflase akan ketidak berdayaan Yahudi agar diperkenankan menduduki Bumi Suci Al Aqsa. Sampai pembantaian tanpa henti, meminum darah tanpa hati. Jiwa-jiwa murni jundi Palestina, berjuang demi harga diri Mesjid nan Suci, 'Al Aqsa. Tanpa ada gerakan Asasi yang berarti. Dimana mereka yang menyerukan “PERDAMAIAN”..?? mereka IMPOTEN!!!
Kemanusiaan yang sudah lemah dan lunglai kelelahan “diperkosa” oleh konspirasi dan kekejaman Zionis kini kembali kita siksa dengan kedok “Perdamaian” dan “Keamanan” yang kita pelihara. Ketakutan akan satu kata, “MATI”. Terlalu egois sehingga hanya ingin aman sendiri. Padahal pusat ketidakamanan dunia hanya satu, ZIONIS. Maka, tak ada pilihan lain jika menginginkan keamanan, “Hancurkan Zionis Dari Muka Bumi!!”. Namun kini, di negeri ini, ketakutan akan kebesaran perang lebih besar dibandingkan ketakutan akan Kebesaran Tuhan. Syirik dan tidak Realistis. Belum puas aku mecaci Israel, aku lupa untuk mencaci negeri sendiri…
Caci maki tertumpah ruah, luber memenuhi setiap inch permukaan bumi dengan sumpah serapah dengan alamat “Israel”. Saking banyaknya, aku tak tahu kalimat apalagi yang harus aku keluarkan untuk mencaci. Aku hanya bisa diam, karena cacian tak akan memberikan perbaikan bagi mereka yang sedang berjuang di tanah harapan, bumi Indonesia dan tanah suci Al Aqsa.
Hhhh…! Bahkan mungkin kali ini malaikat sedang bertambah sibuk dengan rentetan do’a-do’a yang sedang merangkak naik memanjat menuju Arsy tertinggi menunggu antrian catatan mustajab para pendo’a. Sudah cukup kita memaki. Mari kita bergerak mencari solusi. Baik dengan diplomasi, maupun dengan aksi. Semoga semua menjadi lebih berarti. Daripada terus memaki yang justru berpotensi menjerumuskan hati.
No comments:
Post a Comment